Selasa, 15 November 2011

laporan praktikum Biologi - Difusi dan Osmosis


PRAKTIKUM II

A.     Judul Praktikum             
Difusi dan Osmosis

B.Tujuan Praktikum 
·        Mengamati Proses Terjadinya Difusi

C.     Dasar Teori
Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan move artinya pindah, maka osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membran (dinding yang sangat tipis). Zat cair akan selalu mengalir dari larutan yang kadarnya kuat ke larutan yang kadarnya rendah. Sedangkan Difusi berasal dari kata diphus yang artinya menyebar. Difusi merupakan transport menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkosentrasi tinggi ke daerah yang berkosentrasi rendah. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis dan cairan di luar sel bersifat hipotonis, sehingga air akan mengalir dari luar ke dalam sampai keduanya bersifat isotonis.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi dipermudah dengan saluran protein substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang dibentuk oleh protein dimana protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
Difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein  ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar misalnya asam amino dan glukosa. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
1)      Mekanisme difusi
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul - molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam - garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.


2)      Mekanisme osmosis
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Difusi dan osmosis adalah termasuk transport pasif artinya transport yang tidak memerlukan energi (ATP)

D.    Alat dan Bahan
1.         Gelas piala                      7.   Larutan metylene blue (MB)
2.      Pipet tetes                       8.   Kentang
3.      Pengaduk                        9.   Garam/Gula
4.      stopwatch
5.      Kristal CuSO4
6.      Aquadest

E.     Prosedur Kerja
Ø  Difusi
1.         Mengisi gelas piala dengan aquadest +40 ml
2.         Meneteskan kira-kira 5 tetes larutgan MB ke dalam gelas piala yang berisi aquadest. Kemudian mengamati penyebaran warna biru dari MB dengan mengaduknya. .
3.         Mencatat lama waktu yang diperlukan dari warna biru MB untuk menyebar atau merata ke dalam gelas piala yang berisi air.
4.         Melakukan percobaan dengan menggunakan kristal CuSO4 sebanyak ± 1/2 sendok spatula.
5.         Mengulangi percobaan dengan MB dan CuSO4 dengan ukuran yang sama seperti semula, tapi pada percobaan yang kedua, larutannya tidak diaduk.
Ø  Osmosis
1.         Menimbang masing-masing kubus kentang kemudian mencatat massa kentang tersebut.
2.         Pada gelas pertama memasukkan air garam +50 ml dan gelas kedua memasukkan +50 ml aquadest.
3.         Memasukkan kubus-kubus kentang ke dalam setiap gelas untuk dilarutkan
4.         Mendiamkannya selama 30 menit.
5.         Menimbang kembali kubus kentang yang telah kita rendam kemudian mencatat massanya.
6.         Membandingkan berat awal dari kubus kentang yang belum direndam, dengan berat kubus kentang setelah direndam.
7.         Menyimpulkan yang dapat diambil dari percobaan. Dan menuliskan hasil pengamatannya.    

F.      Hasil Pengamatan
Dalam praktikum ini, kami melakukan dua percobaan atau eksperimen. Yaitu Osmosis dan Difusi




Ø  OSMOSIS
Bahan
Air Garam
Air Biasa
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Kentang
2,2
1,8
2,3
2,5

Ø  DIFUSI
No
Bahan
Dengan Adukan
Tanpa Adukan
1
CuSO4
59,9 sekon
45,7 menit
2
MB
7,3 sekon
21,42 menit


G.    Pembahasan

Ø  DIFUSI
·           Dalam percobaan difusi yang dilakukan dengan cara pengadukan, proses penyebaran metylene blue (MB) dan Kristal CuSO4 dalam aquadest sangat cepat karena adanya tekanan yang diberikan pada kedua zat tersebut yang berupa pengadukan. Hanya saja metylene blue (MB) proses penyebarannya sangat cepat dibaningkan dengan Kristal CuSO4. Hal ini disebabkan oleh wujud metylene blue yang berbentuk cair sehingga metylene blue lebih cepat penyebarannya karena molekul-molekulnya bebas atau berjauhan dibandingkan dengan Kristal CuSO4 yang berwujud padat dan molekul-molekulnya terikat sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyebar.
·           Dalam percobaan difusi yang dilakukan tanpa pengadukan, proses penyebarannya sama yaitu metylene blue lebih cepat menyebar dibandingkan dengan Kristal CuSO4. Hanya saja proses penyebarannya berlangsung sangat lambat apabila dibandingkan dengan percobaan difusi yang dilakukan dengan pengadukan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya tekanan yang diberikan pada percobaan tersebut. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin cepat pula proses penyebarannya dan semakin kecil tekanan yang diberikan, semakin lambat pula proses penyebarannya.

Ø  OSMOSIS
·            Percobaan atau eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan air garam, menghasilkan data dimana kubus kentang yang sebelum direndam air garam, massanya lebih besar dibandingkan setelah direndam dengan air garam.
·           Percobaan atau eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan air biasa menghasilkan data dimana kubus kentang yang sebelum direndam air biasa, massanya lebih kecil dibandingkan setelah direndam dengan air biasa.


















H.    Kesimpulan
Dalam tabel Osmosis, terlihat jelas bahwa pada air garam, kentang yang sebelum direndam massanya lebih besar dibandingkan dengan kentang yang setelah direndam dengan air garam. Sedangkan pada air biasa, kentang yang sebelum direndam lebih kecil massanya dibandingkan dengan setelah direndam dengan air.
Dalam tabel Difusi, terlihat jelas bahwa Dengan cara mengaduk, percobaan dengan menggunakan CuSO4 maupun MB Larutannya lebih cepat terlarut ke dalam zat pelarut dibandingkan dengan tanpa diaduk. Larutannya lebih lama terlarut ke dalam zat pelarut.
I.       Jawaban Tugas
1.    Penjelasan tentang :
a.    Larutan hipertonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain dan terdapat di sel.
b.    Larutan hipotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain dan terdapat di luar sel.
c.    Larutan isotonis adalah larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama.
d.    Impermeabel adalah sifat membran yang tidak dapat dilalui suatu zat.
e.    Semipermeabel adalah sifat membrane yang hanya dapat dilewati molekul-molekul tertenntu saja.
f.      Permeabel adalah sifat membran yang dapat dilewati oleh suatu zat.
2.          Ya. Karena pengadukan merupakan tekanan yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi cepatnya proses difusi.
3.         Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut:
a)      Tekanan
b)      Wujud materi
c)      Suhu
d)      Ukuran molekul
e)      Konsentrasi
4.      Bagaimana bentuk kentang sesuda didiamkan selama sajawabtu jam?
Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab:
Bentuknya tidak berubah, hanya massa kentang saja yang berubah. Hal ini disebabkan oleh kentang yang direndam pada air garam, massanya berkurang karena kadar air paada kentang keluar. Sedangkan kentang yang direndam pada air biasa massanya bertambah karena air pada gelas ukur bergerak masuk kedalam kentang.

J.      Daftar Pustaka
Agrica, 2009. Difusi, osmosis dan imbinasi, http://kieridwi.blog.friendster.com.
Pratiwi, D.A. Maryati. Srikini. Suharno dan S. Bambang. 2006. Biology. Jakarta : Erlangga.
Idel, Anatoni dan Jamal, Abdul. 1999. Pintar Biologi. Surabaya : Gitamedia Press
Penuntun Praktikum Biologi Umum, 2009. Difusi dan Osmosis. Universitas Negeri Gorontalo


1 komentar:

  1. Butuh referensi laporan biologi?
    http://afri-afc.com/biologi/

    BalasHapus